-->

Subscribe Us

download mars humanis fisip unhas

MENILIK PERISTIWA SUMPAH PEMUDA

 


            Tanggal 28 oktober diperingati sebagai hari sumpah pemuda. Hal itu tidak terlepas dari sejarah panjang yang menjadi latar belakang ceritanya. Untuk memahami hal tersebut, perlu melihat jauh ke belakang, tentang rentetan peristiwa yang terjadi. Hal itu sebagai bentuk usaha, terutama para pemuda sekarang untuk mengambil pelajaran.

Hari sumpah pemuda lahir dilatarbelakangi oleh banyaknya organisasi pemuda dari berbagai daerah pada tahun 1920-an. Organisasi-organisasi ini berdiri dengan membawa nama kesukuan atau daerah masing-masing. Tujuannya adalah untuk mengusir para penjajah di setiap daerahnya. Seiring berjalannya proses dalam setiap organisasi, serta juga termotivasi oleh adanya Tri Koro Dharmo atau Jong Java, menjadikan organisasi-organisasi tersebut semakin bersemangat menuju persatuan demi kemerdekaan. Organisasi-organisasi tersebut diantaranya adalah Perhimpunan Indonesia, Jong Minahasa, Jong Batak, Jong Celebes, Jong Ambon, Sekar Sakun, Jong Islaminten Bon, Pemuda Kaum Betawi, Pemuda Pelajar-Pelajar Indonesia, (PPPI) dan berbagai organisasi lainnya.

Adanya semangat dan perasaan dijajah bersama mendorong munculnya inisiatif untuk mengadakan pertemuan atau musyawarah besar pemuda. Hingga akhirnya kongres pemuda satu dilakukan pada 30 April sampai 2 Mei 1926. Namun, pertemuan tersebut tidak membuahkan hasil persatuan. Hal itu dikarenakan masih banyaknya ego kedaerahan.

Kongres pemuda pertama yang dilakukan namun tidak membuahkan hasil yang diharapkan membuat setiap yang terlibat melakukan refleksi kembali. Hingga didapatkan kesimpulan bahwa ego kedaerahan yang masih di bawa menjadi dasar penghalang munculnya persatuan. Dengan kesadaran tersebut, maka diadakanlah kongres pemuda dua pada 27 hingga 28 Oktober 1928.

Kongres pemuda dua ini dilaksanakan dengan cara yang berbeda dari sebelumnya. Anggota kepanitiaan yang dibentuk berasal dari berbagai organisasi yang menghadiri kongres. Akibatnya ada rasa keterlibatan yang timbul bersama. Hasil dari kongres ini menghasilkan sebuah kesepakatan bersama serta menumbuhkan pemahaman tentang pentingnya persatuan pemuda. Belakangan, setelah Indonesia merdeka pada masa pemerintahan presiden pertama Ir. Soekarno, disahkan peristiwa yang terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928 sebagai peristiwa Sumpah Pemuda.

Ada banyak yang dapat dipelajari, dari peristiwa tersebut. Pada intinya, perkumpulan pemuda, terutama dalam sejarah negara ini, banyak memberikan dampak yang besar. Termasuk salah satunya adalah peristiwa Rengasdengklok. Yang mana golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.

Sebuah babak baru dalam kehidupan. Tepat hari ini, tanggal 28 Oktober 2021, telah berlalu 93 tahun setelah pengucapan sumpah pemuda yang pertama kali. Semangat yang di wariskan dari beberapa generasi menjadi buah abadi dalam pemaknaan Sumpah Pemuda. Namun sayangnya buah tersebut nyatanya tidak dapat dirasakan oleh setiap pemuda Indonesia. Kesibukan pemuda saat ini lebih banyak dituangkan pada kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat langsung pada masa depannya, terlebih lagi masa depan kehidupan bangsa dan negara. Perkumpulan-perkumpulan tidak lagi diisi dengan pembicaraan penting, karena faktanya lebih banyak bermain dari pada berpikir. Beberapa masih memiliki semangat dan senang berdiskusi, namun jumlahnya sangat minor. Seperti itulah keadaan pemuda sekarang ini.

Menyadari hal tersebut, sepatutnyalah kita sebagai pemuda mengambil pembelajaran dan turut mewariskan semangat dari peristiwa Sumpah Pemuda. Jika tidak dimulai dari diri kita sendiri, siapa lagi yang akan meneruskan semangat persatuan tersebut. Oleh karena itu, mari bersama-sama memaknai sumpah pemuda, mari kembali membangun jiwa pemuda yang kritis, semangat juang dan peduli terhadap persatuan bangsa dan negara.

Berikut Sumpah Pemuda:

Kami poetra dan poetri Indonesia,

mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah air Indonesia.

Kami poetra dan poetri Indonesia

mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.

Kami poetra dan poetri Indonesia

mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.