PERAN MAHASISWA DALAM MEMPERINGATI HARI GURU NASIONAL
Oleh: Departemen Advokasi dan Pengabdian Masyarakat
Hari Guru Nasional diperingati setiap tahunnya di
Indonesia pada tanggal 25 November. Hal ini tentu merupakan kabar baik, dimana
bangsa kita masih dapat merayakannya. Namun, apakah hanya dengan pamflet
sebaran yang mengucapkan selamat memperingati hari guru nasional itu cukup
untuk membuktikan bahwa kita sungguh mengenang dan memaknai hari guru nasional
tersebut?
Pada tanggal 26 November 2021, Departemen Advokasi
dan Pengabdian Masyarakat HUMANIS FISIP UNHAS mengadakan DIALEKTIS yang
membahas mengenai “Peran Mahasiswa Dalam Memperingati Hari Guru Nasional”.
Kegiatan ini diawali dengan pembahasan mengenai sejarah singkat hari guru
nasional, peran guru di sekolah, permasalahan sosial di lingkungan sekolah, dan
peran mahasiswa dalam menghadapi kesenjangan pendidikan di desa.
Dalam diskusi, pemantik menyorot pendidikan
Indonesia yang hanya ‘memberi’ ilmu yang berujung penyeragaman pemikiran. Dalam
pernyataannya, apa yang diajarkan oleh guru tidak terlepas dari kepentingan
negara. Penyeragaman adalah hal yang dianggapnya salah dan menjadi masalah
pendidikan saat ini. Penyeragaman menyebabkan pemikiran-pemikiran anak bangsa
tidak bervariatif, kualitas nalar kritis, serta kreatifitas rendah. Sebab
seharusnya guru yang baik adalah guru yang terampil mengajukan pertanyaan.
Selain mengajar, guru juga berperan dalam membantu menyelesaikan masalah yang
dialami oleh siswa. Peran orang tua diharapkan tidak lepas dari penyelesaikan
masalah ini. Keluarga adalah pondasi dan tempat pendidikan terdasar seorang
anak. Namun sayangnya, tidak semua orang tua mampu membangun pondasi tersebut.
Peran mahasiswa dalam mengabdi kepada masyarakat kembali diingatkan melalui kutipan buku Bangkitlah Gerakan Mahasiswa: “Lihatlah di sekelilingmu dan periksa hati nuranimu. Apa kau mengerti bahwa tugasmu adalah sangat berbeda: untuk bersekutu dengan kaum tertindas, dan bekerja untuk menghancurkan sistem yang kejam ini?”. Kekuatan gerakan mahasiswa merupakan keyakinan dan harapan besar bangsa. Kini saatnya gerakan mahasiswa bangkit kembali. Menyuarakan dan merealisasikan apa yang selama ini perlu untuk diperbaiki. Menjangkau yang tertindas, membantu yang tidak terjangkau. Menjadi pelopor pendidikan, sebab semua orang adalah guru. Melalui pendidikan, kita mampu menumbuh kembangkan benih-benih pejuang bangsa. Hanya dengan itu sejarah akan mencatat dirimu, tidak hanya sebagai mahasiswa, tapi lebih dari itu, sebagai petarung dan pejuang bangsa ini.
Kejayaan Dalam Kebersamaan!