-->

Subscribe Us

download mars humanis fisip unhas

 

 

JURNAL  KEGIATAN

SEKOLAH BIRU LANGIT ROAD TO VILLAGE

 




 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



_____________________________________________________________

SEKOLAH BIRU LANGIT ROAD TO VILLAGE

 

Biru Langit : Road To Vilaage Kampung Bakka

        Sekolah Biru Langit merupakan salah satu program kerja dari Departemen Advokasi dan Pengabdian Masyarakat yang bergerak dalam bidang kerelawanan yang berfokus kepada pendidikan dengan sasaran utamanya adalah anak-anak yang berada di pelosok. Kegiatan “Sekolah Biru Langit Road To Village” dilaksanakan berangkat dari masalah kesenjangan pendidikan yang menjadi salah satu masalah sosial yang terjadi di Indonesia dan belum terselesaikan hingga saat ini.

        Pelaksanaan kegiatan diadakan selama tujuh hari termasuk hari keberangkatan dan kembaliya relawan dari lokasi, yang di mana tim penyelenggara kegiatan terlebih dahulu melakukan pembekalan kepada para relawan. Pembekalan ini berisi penjelasan mengenai metode belajar, sehingga sebelum turun langsung ke lokasi pengabdian, teman-teman yang menjadi volunter telah paham terkait metode belajarnya sendiri dan kemudian hasil dari pembekalan tersebut akan diimplementasikan ke anak- anak yang berada di lokasi kegiatan.

       Lokasi kegiatan dari Sekolah Biru Langit ini berada di SD Negeri 44 Bakka yang berada di Kampung Bakka, Kelurahan Bontoa, Kecamatan Minasatene, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Sulawesi Selatan. Kampung Bakka merupakan daerah terpencil yang terdapat  pegunungan dan memiliki banyak keterbatasan karena kurangnya perhatian dari pemerintah.

        Pemilihan daerah terpencil yang terletak di daerah pegunungan ini dipilih karena masih banyak permasalahan pendidikan yang berada di daerah tersebut yang luput dari perhatian, baik itu masyarakat setempat ataupun pemerintah selaku pembuat kebijakan. Permasalah-permasalahan yang kerap dijumpai di daerah tersebut seperti kondisi jalanan yang sangat buruk sehingga sulit di akses, jaringan telekomunikasi yang sulit diperoleh, fasilitas-fasilitas seperti kesehatan hingga pendidikan yang masih tertinggal dibanding daerah lain.

 

Kegiatan Relawan Sekolah Biru Langit

          SD Negeri 44 Bakka merupakan sekolah yang bisa dikatakan beda dari sekolah pada umumnya. Sekolah yang berda di pelosok pengunungan ini hanya memiliki tiga ruang kelas,  Dua ruang kelas untuk kegiatan belajar mengajar dan satu ruangan untuk para guru sekaligus ruang kepala sekolah. Untuk dua ruang kelas ini pun digabung tanpa ada pembatas, jadi dalam satu  ruang kelas di isi oleh tiga jenjang. Untuk sarana dan prasarana yang terdapat dalam sekolah pu masih jauh dari kata layak, baik dari segi kualitas hingga kuantitas nya pun masih kurang. Hal ini yang menjadi tantangan tersendiri bagi sekolah yang berada di pelosok

         Berangakat dari hal tersebut, Departemen Advokasi dan Pengabdian Mayarakat terjun ke desa Bakka sebagai bentuk partisapsi dalam menyuarakan kesenjangan pendidikan yang masih terdapat di daerah pelosok dan hal ini pun seseuai dengan grand issue yang diangkat oleh Kepengurusan HUMANIS Periode 2021-2022. Adapun bentuk pasrtisapsi Departemen advokasi dan Pengabdian Masyarakat adalah dengan menjalakan program kegiatan yang disebut dengan Sekolah Biru Langit di SD Negeri 44 Bakka. Kegiatan utama dari Sekolah Biru Langit yakni mengadakan kegiatan mengajar pada anak usia sekolah baik pembelajaran didalam kelas maupun kegiatan pembelajaran diluar jam sekolah. Adapun beberapa aktivitas yang dilakukan dalam kegiatan Sekolah Biru Langit meliputi kegiatan mengajar yang terbagi atas beberapa kelas diantaranya Literasi, Pena, Kreasi, serta Bahasa Inggris. Selain itu dilakukan juga kegiatan-kegiatan pendukung seperti senam pagi, bakti Sosial, bermain permainan tradisional, Jelajah Desa, Simulasi upacara bendera, menonton film, serta Malam Ramah Tamah dengan masyarakat desa.

       Pada hari pertama relawan SBL datang ke desa Bakka, kegiatan yang dilakukan adalah melakukan sosialisasi dengan masyarakat desa yang ada di sana. Selain itu, relawan juga terjun ke lapangan untuk bertemu dengan kepala sekolah sekaligus memperkenalkan diri mereka kepada anak anak yang menjadi siswa di Sekolah kampung Bakka. Ketika bertemu dengan kepala sekolah, Para relawan Sekolah Biru Langit langsung diamanahkan untuk melakukan kegiatan mengajar pada kelas formal, hal ini dikarenakan di SD Negeri 44 Bakka hanya memiliki 9 guru dan tidak semua guru tersebut dapat datang tiap hari ke sekolah dikarenakan faktor akses yang jauh dari tempat tinggal mereka. Untuk mengatasi hal tersebut, kepala sekolah SD negeri 44 Bakka pun harus merangkap untuk mengantikan guru-guru yang berhalangan hadir mengajar pada jam yang bersamaan.

      Pada hari kedua, relawan SBL bersama dengan anak anak SD Negeri 44 bakka senam bersama, setelah senam agenda selanjutnya itu latihan upacara, setelah berbincang dengan guru disana ternyata upacara yang akan dilaksanakan keesokan harinya merupakan upacara pertama yang di laksanakan setelah beberapa tahun lamanya tidak diadakan karena kurangnya tenaga pendidik yang dapat melatih. Saat latihan sangat terlihat antusias siswa SD Negeri 44 Bakka  mengajukan dirinya untuk mengambil bagian sebagai pelaksana upacara walaupun ini hal baru mereka tidak takut dan mau mencoba. Setelah dipilih dan latihan sudah tiba jam pulang siswa/siswi sudah bergegas pulang ke rumah masing masing. Sore harinya tim relawan SBL melakukan bakti sosial di sekolah dengan membantu membenahi ruangan kelas.

      Hari ketiga, sebelum upacara kami tetap membantu anak anak SD Negeri 44 kanpung Bakka latihan upacara, mulai dari membaca teks, pemimpin serta pengibar bendera sembari menunggu kepala sekolah datang. Upacara bendera pun di laksanakan karena ini merupakan hal pertama yang di lakukan oleh mereka maka kami dari tim relawan tetap mendampingi adik adik selama proses upacara berlangsung, upacarapun selesai dan kami foto bersama setelah itu siswa/siswi kembali ke kelas masing-masing dan melakukan proses belajar mengajar oleh tim relawan dengan menggunakan metode belajar dan hari ini juga dilaksanakan kelas kreatifitas, menggambar dan mewarnai. Sore harinya tim relawan beserta anak – anak kampung bakka melakukan jelajah desa kami berkeliling kampung sambil menyapa warga yang sedang bekerja di sawah, serta pergi ke tempat permandian yang ada di kampung bakka yang dimana kegiatan ini dilakukan tetap dengan memperhatikan metode belajar non formal, dengan mengajarkan bagaimna menjaga lingkungan, mencintai alam serta belajar tidak hanya di dalam ruangan.

      Hari keempat, hari ini seperti biasanya tim relawan mengajar (penerapan metode), setelah selesai mengajar tim relawan membantu menghias ruangan kelas dengan menggunakan bahan seadanya seperti kertas karton, kertas minyak, pita dan lain sebagianya. Setelah selesai menghias kelas dan membuat pesan kesan yaitu dalam bentuk dinding kesadaran. tim pun mempersiapkan lomba  dari alat yang di gunakan, membungkus hadiah lomba, serta menyiapkan buah tangan untuk anak -anak SD Negeri 44 Bakka  

      Hari kelima, seperti yang sudah di jelaskan pada hari sebelumnya bahwa hari ini akan adakan lomba, maka pagi harinya kami pun melakukan lomba dari meniup balon, lari kelereng, kucing tikus dan games lainnya. Tidak hanya anak-anak yang bermain tapi dari tim relawan SBL pun turut andil dalam bermain games. Hari ini sangat menyenangkan bisa bermain dan melihat adik-adik dapat tersenyum gembira membuat kami sangat berat hati harus meninggalkan mereka esok harinya. Setelah bermain game. Kami kembali mengajar dengan metode belajar sambil bermain. Jam pulang sekolah pun tiba kami tim telawan sudah membagi tugas untuk mengantar adik-adik pulang ke rumah dengan tujuan untuk mengajak orang tua dari siswa yang di antar untuk datang pada acara malam ramah tamah yang akan diadakan malam nanti, setelah mengantar pulang dan mengundang warga datang di malam perpisahan kami pun lekas ke sekolah kembali untuk mempersiapkan malam ramah tamah. Pada malam harinya acara pun dimulai dari sambutan dan sepatakata dari pak mensyah selaku kepala sekolah SD Negeri 44 Bakka, kemudian dari koordinator Dapartemen advokasi dan pengabdian masyarakat. Di lanjut persembahan puisi yang dari adik-adik SD Negeri 44 Bakka. Nonton bareng, pemberian hadiah, pemberian bingkisan kepada adik-adik, serta sesi salam-salaman dengan warga sekaligus pamit karena kami sudah akan balik ke makassar.

       Selama di Kampung Bakka, Lingkungan institusional atau dalam hal ini adalah sekolah, juga memiliki andil yang besar terhadap proses berkegiatan berlangsung. Pihak sekolah disini yaitu Kepala SD Negeri 44 Bakka sangat terbuka akan kegiatan mengajar yang dilakukan dilingkungan sekolahnya. Hal itu dibuktikan dengan pihak sekolah mau bekerjasama dengan relawan Sekolah Biru Langit berupa pemberian izin dan kewenangan kepada para relawan untuk melaksanakan kegiatan untuk murid-muridnya baik saat pelajaran formal ataupun nonformal, karena dengan kehadiran relawan oleh pihak sekolah merasa terbantu karena disekolah tersebut sangat kekurangan tenaga pendidik.

       Masyarakat juga memiliki andil dalam mendukung dan bekerjasama terhadap kegiatan kerelawanan yang dilakukan. Kerjasama masyarakat terhadap kegiatan mengajar di Kampung Bakka sangatlah penting, karena berkat kerjasama masyarakat baik berupa perizinan, pemberian fasilitas, dukungan moral maupun materil dalam hal ini sandang dan perlengakapan kepada para relawan Sekolah Biru Langit dalam mendukung kegiatan mengajar daerahnya. Dan melalui kerjasama ini diharapkan akan juga berdampak akan baik kepada murid, relawan Sekolah Biru Langit, hingga masyarakat itu sendiri        

 

Faktor Pendorong dan Penghambat pada Kegiatan Sekolah Biru Langit

       Pada kegiatan Sekolah Biru Langit terdapat faktor pendorong dan faktor penghambat yang cukup berpengaruh pada kelancaran proses kegiatan di kampung Bakka. Adapun faktor pendorong yang mempengaruhi Sekolah Biru Langit dalam kegiatan mengajar pada anak usia sekolah yaitu kegiatan mengajar yang menarik serta hubungan antara pendidik dan peserta didik yang baik. Jenis kegiatan mengajar yang menarik, karena metode dan media pembelajaran yang diberikan oleh para relawan Sekolah Biru Langit menjadi hal-hal yang baru bagi murid-murid apalagi proses pembelajarannya dipadukan dengan permainan ataupun dilakukan dialam terbuka atau tempat-tempat yang dianggap nyaman oleh murid-murid. Adapun yang menjadi kegemaran murid binaan yaitu kegiatan di bidang seni, baik itu mengambar, mewarnai, hingga pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan yang dipadukan dengan kegiatan bermain.

       Menjaga hubungan baik antara relawan dan murid binaan juga bermanfaat agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik. Para relawan melakukan kegiatan pengajaran dengan memposisikan diri layaknya teman bermain bagi murid binaan, tidak membawa ego ataupun melakukan tindak kekerasan baik lisan ataupun perbuatan, hingga tidak membeda-bedakan antara murid yang satu dengan yang lainnya.

     Adapun faktor penghambat kegiatan Sekolah Biru Langit ketika menjalankan jobdesk yang ada meliputi faktor internal atau yang berasal dari dalam relawan Sekola Biru Langit itu sendiri, hingga faktor eksternal atau yang berasal dari luar relawan Sekola Biru Langit. Hal-hal yang menjadi penghambat Sekolah Biru Langit dalam berkegiatan yang berasal dari dalam internal itu sendiri yaitu adanya relawan yang kurang bekerja secara kolektif, yaitu keterbatasan relawan yang siap untuk terjun kelapangan, maksudnya pada saat waktu pemberangkatan kelokasi masalah yang kerap ditemui, jumlah relawan yang siap kelokasi tujuan masih dianggap kurang, apalagi pada saat itu dilakukannya perekrutan calon relawan, banyak diantaranya yang ingin terjun ke lapangan tanpa mengikuti bersyaratan yang telah ditetapkan sebelumnya ditambah lagi dengan adanya calon relawan  yang mengundurkan diri dengan alasan kendala izin orang tua dan kesehatan. Selain itu kadang dijumpai komunikasi antar relawan yang kadang kurang berjalan dengan baik.

      Selanjutnya adanya anggota yang kurang menindaklanjuti hasil evaluasi, maksudnya masih dijumpai permasalahan-permasalahan yang kembali terjadi meskipun sebelumnya telah dievaluasi pada pemberangkatan sebelumnya. Sebagai contoh kedisiplinan berkegiatan, selanjutnya relawan yang kurang persiapan sebelum ke lokasi tujuan, maksudnya adanya kebutuhan yang tidak disiapkan oleh relawan sebelum ke lokasi, baik itu logistik pribadi, media pembelajaran, ataupun hal-hal yang dibutuhkan selama proses pembinaan. Serta salah satu faktor internal yang menghambat kegiatan Sekolah Biru langit yaitu adanya relawan yang kurang disiplin waktu dalam berkegiatan.

      Hal-hal yang menjadi penghambat Sekolah Biru Langit dalam berkegiatan untuk faktor eksteranlanya adalah dari segi akses di lokasi Kampung Bakka, baik itu transportasi hingga jaringan komunikasi. Akses jalan menuju Kampung Bakkas sangat sulit karena merupakan daerah pegunungan, selain itu kebutuhan akan jaringan komunikasi yang sulit, hingga kebutuhan pokok lainnya. Selain itu kondisi murid di Kampung Bakka yang kurang mendukung dalam proses kegiatan berlangsung, hal itu seperti jarak sekolah dengan rumah murid yang jauh, minat murid yang kerap berubah-ubah apabila melaksanakan kegiatan belajar sehingga murid tersebut memerlukan pendekatan khusus agar dapat mengikuti kegiatan belajar.

 

 

Follow Up Kegaiatan Sekolah Biru Langit

       Kegiatan follow up ini dilakukan kurang lebih 2 bulan setelah kegiatan sekolah biru langit dilaksanakan yaitu pada tanggal 4-6 februari 2022.  Kegiatan ini di lakukan dengan tujuan menindaklanjuti metode belajar yang di ajarkan ke anak-anak SD Negeri 44 Bakka.  Pencapaian dari  hasil pembinaan yang dilakukan oleh para relawan Sekolah Biru Langit selama di Kampung Bakka, secara garis besar murid-murid telah mengalami peningkatan baik dari segi membaca, menulis, menghitung, semangat dalam belajar, dapat mengaktualisasikan pembelajaran dalam kehidupa sehari-harinya.

       Adapun kegiatan selama follow up Sekolah Biru Langit  tim relawan bertemu dengan adik- adik SD Negeri 44 Bakka walaupun kondisi pada saat follow up itu tidak banyak dari mereka yang datang karena kurang informasi sehingga mereka tidak tahu bahwa relawan SBL datang serta beberapa dari mereka juga sibuk membantu orang tuanya. Setelah bertemu dan melakukan proses belajar mengajar pada pagi hari, sore harinya tim relawan melakukan bakti sosial untuk membersihkan sekolah dan mengecat dinding kesadaran yang dimana dinding kesadaran ini merupakan salah satu output dari kegiatan Sekolah Biru Langit, dinding kesadaran ini berisikan harapan, cita-cita serta motivasi untuk adik-adik di SD Negeri 44 Bakka. Setelah membenahi kelas para relawan melakukan games sesama relawan dengan maksud mempererat kebersamaan.

      Keesokan harinya, hari itu para relawan memberikan donasi dan bantuan berupa alat tulis, buku baca, buku gambar dan alat sholat. Setelah penyerahan bantuan, tidak lupa juga para volunteer membersihkan tempat tinggal selama di sana serta berpamitan dengan ibu guru sekaligus tim relawan menyampaikan terkait hasil metode belajar anak-anak di SD Negeri 44 Bakka dan tidak lupa untuk berpamitan dengan warga di sana. Besar harapan kami para relawan sekolah biru langit untuk adik-adik SD Negeri 44 Bakka bisa terus semangat  belajar serta bisa menggapai cita-citanya.