Fenomena Boneka Arwah Yang Lagi Hits Dikalangan Artis
Oleh : Sepia Gandira
Spirit dolls, sebutan lain dari boneka arwah yang lagi hits akhir-akhir
ini menuai pro dan kontra di kalangan
masyarakat. Kepopuleran spirit dolls sendiri dikarenakan banyaknya kalangan artis seperti Ivan Gunawan, Ruben Onsu,
Soimah, dan artis lainnya yang
mengadopsi Spirit Dolls sehingga ramai orang-orang berkomentar mengenai spirit dolls ini. Di Twitter misalnya, hashtag „spirit dolls‟ sempat tranding topic pada selasa (04/10/2021). Pada umumnya orang-orang berkomentar mengenai cara perlakuan seseorang
yang merawat boneka arwah tersebut
layaknya makhluk hidup seperti memberi
pakaian, memandikannya, bahkan memberikannya makan. Ada yang menganggap
wajar, berlebihan, sampai masuk dalam pembahasan agama yang diyakini masing-masing. Dikatakan sebagai boneka
arwah karena anggapan sebagian masyarakat yang meyakini
adanya jin atau arwah gentayangan dalam boneka tersebut.
Spirit
dolls sendiri sudah ada sejak lama, di Thailand misalnya, sebagian besar penduduknya menganggap biasa adanya boneka
arwah ini. Budaya spritual “Luk Thep” atau
“Kumanthong” (sebutan boneka arwah dari Tahiland) merupakan salah satu budaya ajaran agama Hindu Buddha di Thailand
yang meyakini bahwa para pendeta membuat boneka
dari roh anak-anak yang
meninggal akibat ditelantarkan atau diaborsi. Roh tersebut akhirnya
mengalami gentayangan sehingga
para Pendeta memasukkannya dalam boneka agar tidak mengganggu maupun disalahgunkan para
dukun disana. Roh halus dalam boneka
arwah tersebut dinamai “Luk Thep” dipercaya sebagian masyarakat Thailand sebagai pembawa keberuntungan. Sedangkan orang-orang barat sendiri menamainya sebagai “Reborn Doll” yang digunakan
oleh wanita yang baru saja kehilangan
bayinya sebagai alat terapi penghilang stress. Pada tahun 1990-an, para seniman membuat boneka yang menyerupai bayi sesungguhnya bahkan
dipasangi alat elektronik agar boneka tersebut dapat
bergerak selayaknya manusia.
Menurut pakar psikologi, Christina
Tedja (Psikolog Klinis Ciputra Medical
Center) dalam wawancaranya di detik.com (3/1/2022)
“Sama halnya dengan mengasuh
boneka sebagai anak sendiri, biasa orang menggunakan
benda mati atau dianggap sebagai individu yang hidup bersama merasa
kurang nyaman dengan orang disekitarnya, merasa tidak dapat menjadi
diri sendiri, atau merasa ingin diterima sepenuhnya namun tidak ia dapatkan, dengan memelihara benda mati
sebagai pendamping hidup” mereka dapat merasakan perasaan diterima sepenuhnya tanpa dikritik”
Nurul Hartini (Dosen Fakultas Psikologi
Universitas Airlangga) mengungkapkan “ketika seseorang
menganggap boneka tersebut hidup dan percaya
bahwa mereka akan tumbuh besar, maka hal itu telah keluar dari batas
akal sehat. Perilaku tersebut menjadi
keanehan tersendiri yang disebabkan oleh berbagai macam faktor” (sumber : CNNIndonesia.Com). Salah satu faktor yang diungkapkan yakni
mengikuti tren yang lagi hits di kalangan artis
atau mencari sensasi
untuk menaikkan popularitas.
Mengadopsi
spirit dolls dapat berdampak positif maupun negatif. Berdampak positif jika boneka tersebut hanya dipakai
sebagai hiburan (serasa mempunyai
teman dan anak) atau dalam dunia
psikologi digunakan sebagai alat terapi dalam pemulihan mental seseorang. Dapat dianggap negatif
jika terjadi “ketidakwajaran” misalnya menganggap
boneka tersebut benar-benar hidup dan apabila dibiarkan terus-menerus justru akan menjadi
boomerang yang dapat menghancurkan kesehatan psikologi maupun
mental pemiliknya.