-->

Subscribe Us

download mars humanis fisip unhas

Buletin Edisi 1 - Kolaborasi Kearifan Lokal Bugis Makassar dengan Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan

Buletin Edisi 1 - Klik disini untuk Download

Pendahuluan

Pembangunan berkelanjutan Untuk Mewujudkan Indonesia Mandiri 2025, merupakan tujuan dari dibentuknya RPJP NASIONAL 2005-2025, mewujudkan Indonesia mandiri merupakan cita-cita bangsa untuk mengarah kearah yang lebih baik, mulai dari Pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas, Penguatan perekonomian Penguasaan iptek, Pembangunan sarana dan prasarana sampai Reformasi
hukum dan birokrasi.

Mewujudkan hal tersebut, tentu peran serta masyarakat sangat penting termasuk pemuda. Pemuda adalah aset yang berharga bagi suatu bangsa. Dalam jejak rekamnya, pemuda seringkali terlibat dalam posisi sebagai pelopor pembaharuan, tombak perubahan sekaligus pengawal perubahan, Namun yang menjadi permasalahan adalah kodisi pemuda, pemuda saat ini memprihatinkan terutama dalam hal pedidikan.

Padahal pendidikan sangat Penting dalam hal pembangunan. Oleh karena itu perlu perbaikan pendidikan pemuda agar Indonesia Mandiri 2025 tidak hanya menjadi cita-cita fiktif belaka. Indonesia adalah Negara yang kaya akan kebudayaan.

Kebudayaan adalah nilai yang berlaku didalam masyarakat. Menurut Koentjaraningrat kebudayaan adalah keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil yang harus didapatkannya dengan belajar dan semua itu tersusun dalam kehidupan masyarakat. Hal itu berarti kebudayaan dan masyarakat tidak dapat dipisahkan.

Kebudayaan yang berlaku dimasyarakat indonesia tentunya juga dapat membantu pembangunan Indonesia. Berangkat dari hal tersebut, penulis menyajikan Bagaimana kebudayaan dapat mengatasi permasalahan penddikan pemuda saat ini. Kebudayaan yang menjadi fokus penulis yaitu Kearifan lokal Bugis Makassar.

Sipakatau, Sipakainge’, na Sipakalebbi yang sarat akan nilai-nilai kehidupan yang tentunya bisa memperbaiki pendidikan pemuda untuk pembangunan berkelanjutan menuju Indonesia Mandiri 2025.

Pembangunan berkelanjutan Menuju Indonesia Mandiri 2025
Pembangunan berkelanjutan tidak asing bagi dalam konsep pembangunan, pembangunan berkelan-jutan merupakan pembangunan yang memenuhi kebutuhan sekarang tanpa harus mengurangi kemampuannya untuk memuhi kebutuhan yang akan datang. Pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang memperhatikan pemanfaatan lingungan hidup dan kelestarian lingkugan agar tetap terjaga.

Pembanguan berkelanjutan merupakan pembangunan nasional yang melestarikan ekosistem. Pembangunan berlanjutan untuk tercapainya keadilan sosial. Oleh karena itu pembangunan berkelanjutan merupakan salah satu solusi konsep pembangunan yang cocok diterapakan untuk Menuju Indonesia Mandiri.

Dalam pembangunan berkelan-jutan untuk mewujudkan Indonesia Mandiri 2025, Indonesia RPJP Nasiolnal tahun 2005-2025. RPJP Nasional merupakan penjabaran dari tujuan Pemerintah Negara Indonesia yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 pada alinea Keempat yaitu untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Dalam RPJP Nasional 2005-2025 menetapkan arahnya kearah Pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas, Penguatan perekonomian domestik dengan orientasi dan berdaya saing global, Penguasaan, pengembangan, dan pemanfaatan iptek, Pembangunan sarana dan prasarana yang memadai dan maju dan  Reformasi hukum dan birokrasi.

Mewujudkan Indonesia Mandiri 2025, memiliki tujuan yang jelas, serta manfaat yang dapat membuat indonesia lebih baik kedepannya. Untuk mewujudkan hal tersebut tidak semudah membalik telapak tangan, perlu kerja keras serta peran masyarakat terutama pemuda karena yang telah diketahui bahwa pemuda adalah ujung tombak pembangunan bangsa. Selain itu perlu memperhatikan keadaan masyarakat dari berbagai aspek, baik itu dari segi Moral, Politik, Ekonomi, serta pendidikan yang tentunya sangat berpengaruh bagi pembangunan bangsa menuju Indonesia Mandiri.

Kondisi Pendidikan Pemuda 
Pemuda merupakan generasi penerus bangsa. Pemuda adalah aset yang sangat berharga untuk membangun suatu bangsa. Pemuda dalam sejarah kemerdekaan sangatlah berperan. Sebagai Civil Society, Pemuda Memiliki Posisi Strategis dalam Pembangunan baik itu sebagai penungjang, pelasaksana sampai dengan pengawas pembangunan.

Kondisi pemuda saat ini terutama dalam perannya terhadapat pembangunan dan pendidikan sangat memprihatinkan, di era globalisasi sekarang, pemuda sangat kurang dalam hal bersosialisasi, ditambah lagi dengan perkembangan teknologi yang membuat pemuda makin tergantung dan memliki jiwa nasionalisme yang kurang, karena sibuk dengan kesibukan sendiri, serta perilaku yang selalu ingin serba ingin cepat tanpa harus berusaha dengan keras.

Bukan hanya pemuda, kondisi yang seharusnya diperbaiki dalam hal pembangunan adalah pendidikan, pendidikan merupakan bagian dari pembangunan yang berlanjutan. Namun dilihat kondisi sekarang, pendidikan memiliki banyak masalah, padahal pendidikan merupakan salah satu indikator dalam Tingkat Pembangunan Manusia.

Dikutip media Online news.okezone.com, menurut Namin AB Ibnu Solihin yang merupakan seorang training motivator, masalah pendidikan yang dihadapi sekarang ini, yakni masalah Kurikulum dan juga dari sumber daya pengajar atau guru. Bukan hanya hal itu, masalah serakang yang sangat polemik adalah malasah Pedidikan Pemuda.

Pendidikan Pemuda sekarang tidak baik lagi seperti pemuda yang tidak lagi bersungguh-sungguh dalam berlajar, Padahal telah diketahui bahwa pemuda sangat berpengaruh pada proses pembanguan. Pemuda yang seharusnya menjadi pengagas pembangunan tapi dalam pendidkan saja sangat kurang. Jadi untuk sangat dilakukan perbaikan pendidikan pemuda.

Kearifan Lokal Bugis Makassar (Sipakatau, Sipakainge’, na Sipakalebbi)
Kearifan lokal merupakan atau yang dikenal denga pengetahuan lokal merupakan hasil adaptasi dari suatu komunitas masyarakat yang berasal dari pengalaman hidup yang diperoleh dari generasi ke generasi. Pengertian kearifan lokal (tradisional) menurut Keraf (2002: 45) adalah semua bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas ekologis.

Kearifan lokal Bugis Makassar dapat dijumpai dalam kebudayaan seperti tradisi lisan atau cerita rakyat dan karya-karya sastra bugis seperti babad, suluk, tembang, hikayat, lontarak dan lain sebagainya. Kearafian lokal bugis makassar masih sangat kental, dikarena masih banyak daerah bugis makassar yang memilih hidup tradisional, serta masih mempertahankan Kearifan lokal yang ada.

Sipakatau, Sipakainge’, na Sipakalebbi merupakan Peribahasa nenek moyang orang Bugis Makassar yang dijadikan budaya dalam berkehidupan bermasyarakat. Sipatakau merupakan Sikap yang memanusiakan manusia seutuhnya dalam kondisi apapun tanpa memperhatikan derajat, pendidikan, dan kasta seseorang. Sipakainge’ mempuyai makna yaitu saling mengingatkan satu sama lain demi tercapainya keseimbangan dalam kehidupan. Sedangkan Sipakalebbi merupakan bentuk penghargaan kepada seseorang atau saling menghoramati satu sama lain.

Kolaborasi Kearifan Lokal Bugis Makassar (Sipakatau, Sipakainge’, na Sipakalebbi)
dengan pendidikan pemuda dalam pembangunan berkelanjutan menuju Indonesia Mandiri 2025 Menuju Indonesia Mandiri dengan berbagai permasalahan yang ada dalam pendidikan pemuda saat ini, tentunya sangatlah untuk mencapai hal tersebut sangat susah. Jadi sangat perlu perbaikan serta solusi untuk pendidikan pemuda yang lebih baik lagi.

Salah satu caranya adalah dengan mengkolaborasikan kearifan lokal Bugis Makassar Sipakatau, Sipakainge’, na Sipakalebbi dalam kehidupan serta pendidikan Pemuda, agar pemuda tersebut sadar serta pedidikan pemuda yang lebih baik kedepannya.

Kolaborasi yang dimaksud adalah adalah dengan penanaman 3 nilai tersebut kedalam jiwa pemuda agar pemuda sadar dan saling mengingatkan jika berbuat salah dalam menjalani pendidikan. Mewujudkan hal tersebut memang susah karena seiring dengan perkembangan saman yang banyak melupakan kebudayaan. Jadi peran orang tua serta kurikulum dalam menerapkan hal ini, dan perlu pembiasaan agar berjalan dengan baik.

Penanaman 3 nilai ini dalam jiwa pemuda dianggap mampu mengatasi permasalahan moral yang ada dan diketahui bahwa budaya yang ada di Indonesia dan khususnya Sulawesi Selatan, merupakan nilai budaya yang berlaku dalam masyarakat. Menurut Djamaris (1990), Nilai budaya itu biasanya mendorong suatu pembangunan spiritual, seperti keagamaan, kepemimpinan, kepahlawanan, ketegu-han, kejujuran, toleransi, dan gotong royong.

Sipakatau, Sipakalebbi, na Sipakainge merupakan kearifan lokal makassar yang juga sarat dengan nilai Budaya yang telah diketahui sebelumnya bahwa nilai budaya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi adab berkehidapan manusia dan juga dapat dijadikan seabagai sistem aturan hukum dalam masyarakat.