Humanis Bahas Bahaya Hoax Menghadapi Pilkada Serentak
Bertempat di Aula Prof Syukur Abdullah, telah terselenggara Diskusi Publik “Suara Tanpa Hoax dan SARA Melalui Media Literasi”, Selasa (1/5). Kegiatan yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Administrasi (Humanis) Fisip Unhas tersebut, merupakan program kerja dari Departemen Kajian. Menghadirkan dua pembicara yakni, Kombes Pol Dicky Sondani SIK MH, selaku Kabid Humas Polda Sulsel dan Andi Rahmat Hidayat S Sos MSi sebagai Dosen Ilmu Administrasi Fisip Unhas.
Dicky Sondani menjelaskan unsur masyarakat, Polri, dan unsur keamanan lainnya, seperti TNI sepatutnya bersinergi menjaga keamanan Pilkada 2018 mendatang. Selanjutnya, Pilkada aman tidaknya, tergantung penyelenggaraan Pilkada dimana KPU dan Bawaslu harus netral. “Mereka tidak boleh berpihak, selain itu, Aparatur Sipil Negara, TNI dan Polri pun harus netral,” tuturnya.
Ia menegaskan bahwa keamanan Pilkada di Sulsel masih rawan. Aman tidaknya Pilkada mendatang tergantung kita semua, termasuk mahasiswa. Tak lupa, ia menganjurkan kepada mahasiswa yang hadir saat itu untuk tidak memprovokasi di media sosial, apalagi menyebarkan berita Hoax. Sedangkan Andi Rahmat Hidayat menuturkan, selain budaya literasi Indonesia masih rendah, masalah Hoax juga didasarkan pada kesadaran politik masyarakat yang masih rendah. Rahmat, sapaanya menjelaskan, diskursus politik yang masih kurang, menyebabkan orang enggan atau tidak tertarik terhadap politik. Sehingga ketika, isu atau Hoax yang berkaitan dengan politik muncul, orang atau masyarakat tidak menyikapinya secara kritis. “Itu disebabkan karena orang tidak peduli dengan politik dan itu merupakan hal umum,” tegasnya.
Berdasarkan survei yang ia lakukan, kebanyakan masyarakat memandang politik itu negatif. Stigma yang muncul diantaranya, politik itu korupsi, membodohi dan manipulatif. Ia menambahkan, stigma yang muncul di masyarakat tersebut bukanlah salah dari masyarakat, namun stigma tersebut muncul dari pengalaman yang mereka lihat dan alami. Ia menjelaskan politik tidak bisa dihindari, karena politik harus ditempuh untuk mencapai keadilan. “Tanpa politik, mustahil ada keadilan,”
Dalam materinya berjudul “Membangun Diskursus Politik Substantif Generasi Milenial”, ia menegaskan bahwa tantangan terbesar saat ini adalah Hoax. Ia melanjutkan, sikap kita sebenarnya proaktif versus reaktif terhadap Hoax.
Terakhir Ia mengutip perkataan Mahatma Gandhi yakni, “Orang yang tidak tertarik dengan politik sama dengan orang yang menceburkan diri ke dalam air dan mengatakan saya tidak suka air, tapi ia malah meminumnya,” tutupnya.
Dicky Sondani menjelaskan unsur masyarakat, Polri, dan unsur keamanan lainnya, seperti TNI sepatutnya bersinergi menjaga keamanan Pilkada 2018 mendatang. Selanjutnya, Pilkada aman tidaknya, tergantung penyelenggaraan Pilkada dimana KPU dan Bawaslu harus netral. “Mereka tidak boleh berpihak, selain itu, Aparatur Sipil Negara, TNI dan Polri pun harus netral,” tuturnya.
Ia menegaskan bahwa keamanan Pilkada di Sulsel masih rawan. Aman tidaknya Pilkada mendatang tergantung kita semua, termasuk mahasiswa. Tak lupa, ia menganjurkan kepada mahasiswa yang hadir saat itu untuk tidak memprovokasi di media sosial, apalagi menyebarkan berita Hoax. Sedangkan Andi Rahmat Hidayat menuturkan, selain budaya literasi Indonesia masih rendah, masalah Hoax juga didasarkan pada kesadaran politik masyarakat yang masih rendah. Rahmat, sapaanya menjelaskan, diskursus politik yang masih kurang, menyebabkan orang enggan atau tidak tertarik terhadap politik. Sehingga ketika, isu atau Hoax yang berkaitan dengan politik muncul, orang atau masyarakat tidak menyikapinya secara kritis. “Itu disebabkan karena orang tidak peduli dengan politik dan itu merupakan hal umum,” tegasnya.
Berdasarkan survei yang ia lakukan, kebanyakan masyarakat memandang politik itu negatif. Stigma yang muncul diantaranya, politik itu korupsi, membodohi dan manipulatif. Ia menambahkan, stigma yang muncul di masyarakat tersebut bukanlah salah dari masyarakat, namun stigma tersebut muncul dari pengalaman yang mereka lihat dan alami. Ia menjelaskan politik tidak bisa dihindari, karena politik harus ditempuh untuk mencapai keadilan. “Tanpa politik, mustahil ada keadilan,”
Dalam materinya berjudul “Membangun Diskursus Politik Substantif Generasi Milenial”, ia menegaskan bahwa tantangan terbesar saat ini adalah Hoax. Ia melanjutkan, sikap kita sebenarnya proaktif versus reaktif terhadap Hoax.
Terakhir Ia mengutip perkataan Mahatma Gandhi yakni, “Orang yang tidak tertarik dengan politik sama dengan orang yang menceburkan diri ke dalam air dan mengatakan saya tidak suka air, tapi ia malah meminumnya,” tutupnya.