-->

Subscribe Us

download mars humanis fisip unhas

Aku Pertanyakan Kembali!

Oleh : Amli Oktaenal

Untuk sumpah pemuda,
Dan pemuda berdarah…..

Gerombolan pemuda datang ke arahku,
Dengan batu ditangan, ia menatap tajam kepadaku,
Sedikit gentar,
Aku dan pasukanku berbalik menatap tajam ke arah mereka

“Serang!!!”
Teriakan itu membakar semangatku,
Kuhujamkan batu ke arah mereka
Aku berhasil mengenainya,
Senang sekali rasanya
Tak hanya mengenai mereka
Kaca jendela tempat aku mengenyam pendidikan
Pun tak luput dari hujan batu

Lepas pesta batu, kududuk di dekat pohon
Bersandar, lalu memegangi kepala

Kulihat sekelilingku,
Tetesan darah tak terelakkan di medan pertempuran
Batu menjadi tanah pijakan
Tertunduk, lesu, sedih, merintih lalu menangis

Apa yang telah kuperbuat?
Mengapa bisa darah saudaraku tumpah akibat perbuatanku?
Mengapa bisa perang bisa terjadi di rumah belajarku?
Mengapa bisa aku bersorak gembira karena menenggelamkan mereka?
Mereka yang bersamaku datang ke tempat ini untuk mengabdikan diri
Mengabdikan diri pada bapakku, pada ibuku
Pada tanah tumpah darah pejuang bangsaku!

Aku malu,
Malu pada diriku sendiri, pada bapakku,
Pada ibuku, pada pejuang bangsaku

Dengan mudahnya aku menginjak – injak darah suci pendahuluku
Darah pengorbanan untuk mempersatukan ibu pertiwi
Tapi, tapi,
Tapi aku menodai dengan berperang melawan saudaraku sendiri
Bersekongkol dengan mereka untuk menghancurkan bangsaku

Terngiang suara yang pernah kudengar,
Suara teriakan yang menggelora dari pendahuluku
“Satu tanah air, satu bangsa, satu bahasa, Indonesia!”

Namun sekarang, bagaimana?
Indonesiamu, Indonesiaku
Tak ada lagi kata satu Indonesia

Saudaraku saling merampas hak
Saling mencaci ras, suku, agama, dan budaya
Saling mencaci perbedaan,
Apakah mereka lupa bahwa pelangi terbentuk dari berbagai warna?

Sadarlah aku,
Sadarlah pemuda Indonesia,
Satu Indonesia ingat kembali
Kenapa justru aku yang akan menghancurkan bangsaku sendiri?
Aku yang telah mengeluarkan sumpah
Sumpah akan mempersatukan bangsaku
Sumpah yang aku langgar sendiri,

Apa yang harus aku lakukan sekarang?
Mereka bertanya, lalu mempertanyakan
Aku pertanyakan kembali!